Senin, 24 November 2014

Latar belakang serta profil Pondok Pesantren Amumarta Jejeran

 












Pondok Pesantren Takhasus Qur’an
AMUMARTA
Jejeran I, Wonokromo, Pleret, Bantul, Yogyakarta 55791, CP : 08175453650, Email :  
 amumarta@yahoo.com
  • Proses Berdiri
Pesantren Amumarta berdiri pada tahun 1987. Didirikan oleh H.M. Djawis Masruri Nawawi. Menempati lahan kurang lebih 1500m2, terletak di dusun Jejeran I, Wonokromo, Pleret, Bantul, Yogyakarta 55791.
            Nama AMUMARTA kependekan dari Ahmad ‘Umar Abdul Manan Surakarta, yaitu nama ulama tersohor dibidang penghafalan al-Qur’an, sebagai pendiri dan pengasuh Pesantren Al-Muayyad di jalan K.H Samanhudi 58 Surakarta, Jawa Tengah. Beliau adalah guru H.M. Djawis Masruri dalam menghafal al-Qur’an, tercatat ikut diwisuda sebagai santri termuda dan tercepat serta berprestasi cum laude pada tahun 1977.
            Pesantren AMUMARTA mengedapankan pendidikannya dibidang al-Qur’an, mulai membaca, hafalan, tafsir, asbabun nuzul. Terkenalnya materi pendidikannya “takhasus” tahfidzul qur’an. Alasan dasarnya adalah lima jenis bacaan dalam salat yang menjadi rukun, dank arena itu konteksnya memberdayakan masyarakat agar bisa benar dalam bacaan salat. 
  • Bagian dari Pesantren an-Nawawi
            Pesantren AMUMARTA sebenarnya adalah hanya bagian dari sejarah keberadaan pesantren di dusun Jejeran yang berabad-abad berdiri dan berlangsungnya, didirikan oleh K.H. Nawawi. H.M. Djawis Masruri adalah cucu K.H. Nawawi, yang bersama putra dan cucunya lainnya sekarang menjadi enam pesantren di dusun Jejeran.
            Pesantren AMUMARTA mengambil dan memilih bidang studi lanjutan, tanpa mengesampingkan bidang studi awal. Semacam “pasca sarjana” kalau dalam konteks perguruan tinggi. Bidang yang difokuskan adalah hafalan (tahfidz) al-Qur’an. 
  • Latar Belakang Pendidikan
            Latar belakang pendidikan H.M. Djawis Masruri adalah belajar di lingkungaan pesantrennya sendiri, kemudian tahfidz  di pesantren al-Muayyad Surakarta dan Manba’ul Qur;an Kudus. Sambil mengajar di lembaga Pendidikan Tinggi al-Qur’an Almush Hafiyyah Jakarta Selatan (1981-1983), memperdalam fiqih, siyasah, dan ilmu kalam di pesantren Ciganjur asuhan K.H. Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
  • Kondisi Santri dan Pondok Pesantren
            Jumlah santri yang menghafalkan al-Qur’an di AMUMARTA tidak pernah lebih dari 30 orang untuk yang mukim. Mereka tanpa dipungut biaya sepeserpun, termasuk biaya pendaftaran. Satu-satunya biaya yang dikeluarkan santri hanya iuran listrik perbulan (syahriyyah) yang tidak lebih dari 20.000 (dua puluh ribu rupiah). Mereka memasak sendiri dengan bekal dari rumah. Bahkan tanpa bekal dari rumah karena “tidak mampu”, dan pengasuh harus mencarikan orang tua asuh. Tercatat sebagai wali asuh yang telah penghantarkan santri “tidak mampu” berhasil “hafal qur’an”30 juz antara lain : Ir. Agus Maryono (PT. PETROKIMIA), Dr. Ir. Iko Jakalaksana (PT. Free Port), Prof Shodiq Aziz Kuntoro (UNY Yogyakarta), alm. H.M. Djawadi (loka gurah Imogiri), Keluarga H.M. Bachroni dan Muhammad Judi (Warga Jejeran).
 Suasana dalam pondok pesantren yang khas akan santri-santri dalam kehidupannya.
Tempat untuk belajar ngaji al-Qur'an serta untuk shalat berjamaah para santri. Kami biasa menyebutnya dengan Surau Bambu.
  • Koprasi Pondok Pesantren
            Pada bulan Mei 2007, AMUMARTA telah memperoleh akte berdirinya koprasi pesantren (KOPUNTREN) dari dinas Koprasi Kabupaten Bantul,dengan anggota alumni pesantren dan masyarakat sekitar. Bersedia menjadi penasehat koprasi Prof. Basusuasta (Ekonom UGM), Dr. Munrokhim Mirsanam, P.hd, MM (direktur program doctor UII dan UIN), Marzuki usman (ekonom-Barkely AS, Bursa Efek Jakarta/ komisaris ; mantan beberapa mentri).
            Penekanaan kegiatan yang sudah berjalan adalah rental mobil. Sekarang ada empat puluh armada dengan berbagai macam jenis dan pelayanan. Penanggung jawab rental mobil adalah H. Suyono – Aselia transport.
  • Santri dan Majlis Ta’lim Yang Diasuh Rutin AMUMARTA Adalah :
·        Persatuan penghafal al-Qur’an DIY (Jami’atul Huffadz) yang berdiri sejak tahun 1948 dan didirikan oleh beberapa ulama sohor bidang al-Qur’an DIY. Diasuh oleh H.M. Djawis Masruri sejak tahun 1987, beranggotakan 130-an orang, terdiri dari kebanyakan kiyai-kiyai local setempat-dusun, bersifat mobil se DIY. Berlangsung setiap hari Rabu awal bulan Hijriyyah. Materi sema’an al-Qur’an dan tafsir.
·        Majlis Ta’lim malam Kamis Legi di seputar Cleban-Tahunan, Umbulharjo, Yogyakarta dengan materi hadits dan mujahadah, beranggotakan 70-an orang.
·        Majlis Ta;lim Pojok Budaya di Pandes, Sewon, Bantul setiap Malam Selasa Pahing dengan materi umum.
·        Majlis Ta’lim kampungaan Minggiran di Sutodirjan, Pringgokusuman Yogyakarta setiap lapanan dan Mingguan.
·        Dan masih banyak lagi.
  • Alumni
Berhasil hafal Qur’an 30 juz 19 orang
Gagal menghafal 30 juz 57 orang
Khotam membaca 30 juz (bin nadz) 45 orang
Gagal bin nadr 80-an orang
Khotam juz ‘amma (juz ke 30) 120-an orang
Khotam tafsir al Ibris (juz 29) 23 orang
  • Sebagian Alumni Mendirikan Pesantren
·        Ali Imron bin Hamzah Hidayah = P.P. AMUMARTA cabang Bakung, Sewon, Bantul
·        Alm..Syamsudin = P.P. AMUMARTA cabang Kadilaju, Karangnongko, Klaten
·        Badrudin = P.P. AMUMARTA cabang Paliyan, Gunung Kidul
·        Nasrullah = P.P. AMUMARTA cabangMojokerto, Jawa Timur
·        Nasihin = P.P. AMUMARTA cabang Giriloyo, Imogiri
·        M. Judi Rudlhoh = P.P. AMUMARTA cabang Masaran, Sragen, Jawa Tengah
·        M. Abdul Syukur = P.P. AMUMARTA cabang Brebes, Jawa Barat
·        Rahmad Sihono = P.P. AMUMARTA cabang Bawuran, Bantul

Yuk podo melu ngaji neng Ponpes Amumarta, Jejeran, Bantul ;)


Tampak dari depan podok pesantren kami ;)

PROFIL SINGKAT DAN PENGURUS HAADHROH SUNAN NYAMPLUNG



PROFIL  SINGKAT DAN PENGURUS HAADHROH SUNAN NYAMPLUNG

  1. Tentang kata haadhroh
Hadhroh disini ditulis menggunankan huruf “a” dua. Yang pertama hadroh terbaca dengan huruf “a” satu dengan makna sebagaiamana makna hadhroh pada umumnya, hadhoro-yuhdhiru-hadhrotan dan seterusnya yang berarti ada kepada dan seterusnya. Yang ke dua, hadhroh terbaca dengan huruf “a” nya dua, yakni singkatan dari Himpunan Alumni Amumarta Dan Haflah ROhani, tertulis:
·         HADHROH
·         HaADHROH
Yang digunakan untuk tertulis dalm nama lembaga adalah haadhroh yang ke dua, karena makna hadhroh yng pertama sebagai salah satu materi saja.
  1. Konsep
Hadhroh mempunyai out-put seni dan dakwah dua macam,
  • Rosulan, bermaterikan dengan ciri khas rebana Banjarmasin dengan syair-syair konvensional (al-barjanzi, simtundurror, dzikir samman al-madani, dsb)
  • Wilujengan dusun, bermaterikan gubahan-gubahan dan syair-syair proses kreatif bertemakan integrated dari 3 hal: religi, lingkungan dan kemanusiaan dengan aransemen mengeksplor  warisan kebudayaan Wali Songo.
  1. Latar belakang
target Didirikan oleh Muhammad Djawis  sebagai  bagian dari tasyakkur atas berhasilnya riset buah nyamplung sebagai bahan baku biodiesel yang mencapai keekonmian. Didirikan tanggal 1 Rojab 1431 H.
  1. Dinamakan Sunan Nyamplung karena riset nyamplung dan bertepatan dengan salah stu putra wali songo bernama Syaih Amir Hasan yang dimakankan di pulau Karimun Jawa-Jepara oleh masyarakatnya digelari Sunan Nyamplung karena konon memiliki kesukaan menanam pohon nyamplung sebagaimana  ayahandanya yakni Sunan Muria.
                                                                                                                                 

  1. Susunan Pengurus:
Pendiri-pengasuh umum                  : Ki-Abuya Nyamplung
Pengasuh Hadhroh Al-Banjari          : Abah Rodhi
Pengasuh wilujengan dusun                        : Ki Nahrowi
Tim Media-Pers dan Jaringan           : Ibnus Sakan A.
no
Kelompok
Pengurus
1
Sunan Nyamplung Awal
  • Ketua : Ibnus-sakan Al-Faishal
  • Sekertaris: Heru Nurwanto
  • Bendahara: H. Suyono
  • Tim rebana: Miftah, Mujahid, Purwanto, Misbah
                      Rukhan, Altof, Imam, Saryanto
  • Tim vocal : Mukhlis, Muhsin, Amru
  • Baddal vocal : Shodiq, Nasihin, Ibnus Sakan A.
  • Vocal jawab : koord. Baddal vocal—Nasikhin, Badrun, Mustafid,Imam, Bung  Tomo, Pak Nakul, Ibnus Sakan A.
2
Sunan Nyamplung Tsani
  • Ketua : Ali Imron
  • Sekretaris : Nasihin
  • Bendahara: ibnus-sakan al-faishal
  • Tim rebana: Tapid, Imam, Bung Tomo, Misbah
  • Tim vocal : Shodiq, Purwanto
  • Koord. Vocal jawab: Badrun—Tangin, …….


Teks Joged E Penguoso




JOGED E PENGUOSO

Eling-eling dhuh poro konco!
Seko leno ing sandiworo
Kang di jogedke penguoso
Bakal nyesep getih  iro

Lakon-lakonne nyihir iro
Mergo nylamur gebyare donyo
Demokrasi lan agomo
Memper Buto nyaplok manungso
                                                
Rojah-rajeh kahanan donyo
Rakyate negoro do nelongso
Dadi budhak e penguoso
Kang nyamun punggowo surgo

Brontak thukul ing kono-kono
Mledig janjine penguoso
                                                                          Kang do mrino lan nestopo
Krungkep corone odo-odo
 

Luweh mukti wong duwe karyo
Iso perwiro lan njogo projo
Nyumbang karyo ing negoro
Mikul drajade wong liyo

Luwih asor luwih ino
Kang tansah netek penguoso
Ngorupsi duite negoro
Ra ngroso wong liya sengsoro
                                                            
Eling-eling siro manungso
Mulo tansah o podho waskito
Ngudi ngelmu swijining coro
Kang migunani marang wong liyo

Eling-eling siro manungso
Ayo podho ngeker doso
Dhedhepe o Kang Moho Mulyo
Murih bejo nang ngalam baqo’
                                       
Koor :
Sing becik bakal ketitik
Sing ala bakal ketoro                       2x          
Nang donyo jo gawe doso
Mangko kowe biso ciloko