Kamis, 14 Mei 2015

Wirid Sambut AFTA



JURNAL
M-I-Ẓ-I-U-N



Wirid Sambut AFTA

ṢALAWAT JĀWIZAT

 











Edisi Idul Fitri ١٤٣٥ H
SEKAPUR SIRIH

Assalamu’alaikum Wa Rahmatullahi Wa Barakatuh

Ba’da salam, puja-puji syukur kehadirat Allah S.W.T. Salawat dan salam semoga selalu tercurah pada kekasihNya, Rasulullah s.a.w beserta ahlul bait, sahabat dan dzuriahnnya.
Sebagian  jama’ah  M-i-ẓ-i-u-n
Tidak terasa kini Idul Fitri 1435 H sudah akan tiba. Untuk itu warga besar majlis ta’lim dan ẓikir serta sema’an al-Qur’an, M-i-ẓ-i-u-n (Minaẓẓulumati ilānnūr-dari kegelapan menuju cahaya), Pondok Pesantren Tahfiẓul Qur’an Amumarta mengucapkan selamat Idul Fitri, mohon maaf lahir batin, teriring doa semoga puasa dan amal ibadah yang lain-lainnya dalam Bulan Ramaḍan bisa meningkatkan keimanan, amal sholih kita serta bertahan sampai sebelas bulan kedepan sehingga sukses menggapai drajat manusia yang bertaqwa kepada Allah, memenuhi panggilan Q.S Al-Baqarah ayat 183.


Wassalamu’alaikum Wa Rahmatullahi Wa Barakatuh



Pengasuh
H.M. Djawis Masruri
Pemimpin
Heru Nurwanto
Koordinator
Ibnus Sakan A.
Sekretariat
Jejeran I, Wonokromo, Pleret, Bantul, Yogyakarta
Contact person
08175453650, amumarta@yahoo.com
    Kontekstualitas Ṣalawat Jāwizat

Tanggal 1 Januari 2015 Indonesia memasuki pasar bebas untuk Negara-Negara Asean. Populernya disebut AFTA (Asean Free Trade Area), semaksud dengan  perdagagan bebas di wilayah Negara Asean.
Sudah tentu berdampak pada persaingaan usaha sangat ketat bahkan bisa jadi menghalalkan segala cara atau brutal. Sebab, kata kunci keberhasilan yang utama terletak pada dimilikinya “daya saing” dari produk-produk usahanya. “Daya saing” itu bisa tercapai atau bisa kompetitif sudah tentu terkait banyak hal, antara lain geografi, iklim, kondisi penduduk di negara tersebut dan lain-lain.
Indonesia sebagai negara “jamrud katulistiwa” tentu akan menjadi objek persaingaan usaha dari negara-negara tersebut dengan keragaman keyakinan dan agama yang dimiliki oleh penduduk-penduduk Negara Asean bahkan termasuk juga yang atheis. Maka, penulis menganggap bangsa Indonesia harus bersungguh-sungguh dalam rangka berkompetisi memperebutkan kemenangan pasar dan kompetisi keyakinan dengan negara-negara Asean sebagai – katakanlah - persiapan memasuki pasar bebas Asia dan Dunia pada tahun 2018 dan 2020.
Jika bangsa Indonesia gagal maka tidak ada pilihan lain, kecuali hidup menjadi “kuli” di negaranya sendiri bahkan kaum muslimin Indonesia yang potensial menjadi tulang punggung kemandirian negara terancam i’tiqadnya karena di depan mata terpampang kenikmatan-kenikmatan duniawi yang sesungguhnya palsu tetapi berpotensi besar menggoda keyakinan yang dianutnya.
Di sinilah, kontekstualitas Ṣalawat Jāwizat dikarang-ditulis oleh H.M Djawis Masruri dan diamalkan untuk internal jama’ah Majlis M-I-Ẓ-I-U-N pada khususnya dan saudara muslimin yang merasa cocok dan membutuhkannya, sebagai media taqarrub kepada Allah yang Maha Mengatur Kemenangan dan Kekalahan dalam kerajan kekhalifahan antar masyarakat Asean untuk berkontribusi mewujudkan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang berdaulat, berdikari, dan baldatun toyyibatun wa rabbun ghafur.
 





Ṣalawat Jāwizat
·        Allāhumma alli wa sallim wa bārik ala abbinā. Wa syaf‘inā sayyidinā muammadin arsalahu bil-hudā.
·        alātan tujāwizātinā (tujwaznā) bihā min siyāsati syarrul- anām. Wa tuabitu  bihā qulūbanā ‘alā dni khairul- anāmu.
·        Wa taj‘ulna lailatinā bihā biqirāatil- Qur’ān wa- alawāti wal- istigfāri fil- asḥār. Wa asil maqāṣidanā bihā min ‘ibādikal- insānul- kāmilu binūril- qahhār.
·        Wa tubā‘idātinā bihā wa baldatinā min- nūri ilāẓulumāt. Wa takhrujnā bihā mina- ulumāti ilān- nūril- muṣṭafā wa nūrus- samāwāt.
·        Wa tusallimunā bihā ilā ākhirati  minad- dunyā  bi usnil- khātimah. Wa tubaligunā bihā ilāl- jannati ma‘al- insānu amānah.
·        Wa alihi wa abihi  wa man tabi‘ahum ilā yaumiddn. Wa asbunāAllahu wa ni‘mal- wakl rabbil- ‘alamina.
Kaifiyyah Amaliyyah
Translitrasi Arab-Indonesia
           
1.         Shalat Taubat dua rakaat
2.         Salat Hajat dua rakaat
3.         Wasilah (perantaraan) membaca Q.S al-Fatikhah kepada guru-guru tahfiẓul al-Qur’an pengarang-penulis Ṣalawat Jāwizat (H.M Djawis Masruri) pada sanad al-Qur’an yang berjenjang ke-30 kehadirat rasulullah s.a.w (Lihat halaman sanad al-Qur’an halaman selanjutnya)
4.         Hitungan mulai 7x, 33x, 44x, 100x, 1000x
5.         Doa  hasil maksud dan lisssalamatil ‘ibad wal bilad (keselamatan diri dan negara)
6.         Waktu pelaksanakan:
a.         Ahad Malam Senin legi mulai jam 20.00
b.         Rabu Malam Kamis Pon mulai jam 20.00

Translitrasi Arab-Indonesia


 




 
Terjemah Bahasa Indonesia

Terjemah Bahasa Inggris

·   God, Gives mercy, safety, and bless to our lodly. Prophet Muhammad s.a.w your messenger to give us instruction.
·   With that God’s Mercy,  Save our souls  (go through war of life AFTA) from bad human strategy. Strengthen our soul to  selected religion.
·   With that God’s Mercy, Make our night fill into the holy Qur’an, shalawat and  Forgiveness come close to dawn. Make us be your grateful slave (piously and good charity) from Your light and Your Power.
·   With that God’s Mercy, Sheer off us and our country trap in world as black as pitch. Take us from that dark toward  luminiferous Phropet Muhammad and  Your shiny light spread around the sky.
·   With that God’s Mercy, Save us from present transitory world Toward  durability world with  piously and good charity that acceptance by You Bring us to reach Your Paradise with intercession prophet Muhammad  S.A.W.
·   (Brighten up together) with prophet family’s, Prophet’s friends, and human who follow it in revenge day. And about us, complete  us with your help and your protection, almighty god in the world.

·        Ya Allah berikanlah rahmat, keselamatan, dan barakah kepada kekasih kami. Dan pemberi syafaat kami, nabi agung Muhammad s.a.w yang telah Engkau utus membawa petunjuk (bagai manusisa).
·        Dengan rahmat itu kiranya Engkau berkenan selamatkan kami (melewati perjuangan hidup antara lain memasuki AFTA) dari strategi orang-orang yang jahat. Dan dengan rahmat itu Engkau lebih teguhkan hati kami kepada agamanya orang yang terpilih.
·        Dan dengan rahmat itu jadikanlah malam-malam kami terisi dengan penuh bacaan qur’an, shalawat dan istighfar di waktu sahur. Dan dengan rahmat itu Engkau beri hasil maksud kami menjadi hambaMu yang sempurna (keimanan dan amal sholihnya) berkat cahayaMu Yang Maha Kuat.
·        Dan dengan rahmat itu jauhkanlah kami dan negara kami yang telah Engkau beri ni’mat gemerlap cahayaMu tersesat ke dalam kegelapan (jalan syetan). Dan dengan rahmat itu keluarkanlah kami dari kegelapan menuju ke cahaya Nabi Muhammad dan cahayaMu yang sangat gemerlap bertebaran di langit-langit.
·        Dan dengan rahmat itu selamatkanlah kami dari alam fana menuju alam baqa’ dengan akhir hayat yang berbekal iman dan amal solih yang Engkau terima. Dan dengan rahmat itu sampaikanlah kami menggapai surgaMu berkat syafaat Nabi Muhammad s.a.w.
·        (Begembira ria bersama) keluarga nabi, sahabat nabi, dan orang-orang yang mengikuti nabi di hari pembalasan. Dan bagi kami cukuplah mendapatkan pertolongaan dan perlindungaan dari Allah, penguasa alam jagad raya dan seluruh isinya.


 
Sanad al-Qur’an

Hikmah Syawalan

 
a.     



















Kata syawal yang ketambahan akhiran “an” yang kemudian menjadi “syawalan” adalah temuan budaya lokal Indonesia yang menjadi alat untuk mempererat tali persaudaran di antara masyarakat yang beragam. Demikianlah uniknya Indonesia yang kaya dan kreatif  akan budayanya.
Dalam peristiwa syawalan ini, pastinya tidak akan lepas dari perkara-perkara ibadah lainnya yang telah dilakukan selama Bulan Ramadhan yang lalu, yaitu ibadah puasa, zakat fitrah, sholat Idul Fitri dan syawalan itu sendiri serta ibadah-ibadah lainnya. Dari serangkaian ibadah tersebut saling berkaitan dan mengedepankan dua hal utama yang sering luput dari perhatian banyak orang, yaitu tentang hubungan manusia dengan Allah (HablumminaAllah), dan hubungan manusia dengan sesamanya (Hablumminannas).
Allah berjanji akan menghapuskan dosa-dosa kita selama kita berpuasa dengan niat imanan wah- tisaban, akan tetapi tidak semudah itu, tantangan terberat bagi manusia sesungguhnya bukan dialami saat menjalankan ibadah puasa selama Bulan Ramadhan. Melainkan tantangan terberat yang dialami manusia pada sebelas bulan ke depan, setelah Bulan Ramadhan. Pada saat itulah, manusia dituntut untuk menjalankan kehidupan sehari-harinya sama dan sebaik saat dirinya menjalankan ibadah puasa di Bulan Ramadhan. Oleh karena itu, marilah kita senantiasa menengkatkan kualitas diri, kualitas keimanan kita hingga mencapai drajat manusia yang paling tinggi di sisiNya.
 








Tidak ada komentar:

Posting Komentar